Minggu, 14 Oktober 2012

Makna Denotatif

www.gunadarma.ac.id

Makna Denotatif
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Menurut Mansoer Pateda (2001:79) bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Ada beberapa jenis makna, antara lain makna leksikal, makna gramatikal, makna denotasi, dan makna konotasi. Selain itu, ada juga yang disebut relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya.
Contoh: - merah : warna seperti warna darah.
-          ular : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.
Masalah-masalah yang dibicarakan pada relasi makna :
1. Sinonim : hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna
antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya.
Contoh : benar = betul.
Faktor ketidaksamaan dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan
sama persis adalah :
a. Faktor waktu, contoh : hulubalang dan komandan
b. Faktor tempat, contoh : saya dan beta
c. Faktor keformalan, contoh : uang dan duit
d. Faktor sosial, contoh : saya dan aku
e. Faktor bidang kegiatan, contoh : matahari dan surya
f. Faktor nuansa makna, contoh : melihat, melirik, menonton
2. Antonim : hubungan semantik dua buah satuan ujaran yang maknanya
menyatakan kebalikan, pertentangan dengan ujaran yang lain.
Contoh : hidup x mati
Jenis antonim :
a. Antonim yang bersifat mutlak, contoh : diam x bergerak
b. Antonim yang bersifat relatif / bergradasi, contoh : jauh x dekat
c. Antonim yang bersifat relasional, contoh : suami x istri
d. Antonim yang bersifat hierarkial, contoh : tamtama x bintara

3. Polisemi adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh :
kata kepala :
1. Kepala yang berarti bagian tubuh yang bagian atas.
2. Kepala yang menyatakan pimpinan
4. Homonim adalah dua kata kebetulan bentuk, ucapan, tulisannya sama tetapi beda makna.
Contoh :
Bisa :
1. Bisa yang berarti racun
2. Bisa yang berarti dapat atau mampu
5. Homofon adalah dua kata yang mempunyai kesamaan bunyi tanpa memperhatikan
ejaanya, dengan makna yang berbeda.
Contoh :
1. Bang : sebutan saudara laki-laki
2. Bank : tempat penyimpanan dan pengkreditan uang

6. Homograf adalah dua kata yang memiliki ejaan sama, tetapi ucapan dan maknanya beda.
Contoh :
1. Apel : buah
2. Apél : rapat, pertemuan

7. Hiponim dan hipernim Hiponim adalah sebuah bentuk ujaran yang mencakup dalam makna bentuk ujaran lain. Hipernim adalah bagian dari hiponim.
Contoh :
Hiponim : buah-buahan
Hipernim dari buah-buahan misalnya anggur.

Sumber            :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar