Minggu, 14 Oktober 2012

Penalaran Deduktif

www.gunadarma.ac.id


§  Pengertian
Penalaran deduktif dikembangkan oleh aristoteles, thales, phytagoras dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi. Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum. Dengan memperkirakan fenomena bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerak, Isaac Newton menyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan Leverrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik).
Penalaran Deduktif bergerak dari sesuatu yang berifat umum kepada yang khusus. jika kita mengetahui S, sedangkan P adalah dari S, maka dapat ditarik kesimpulan tentang P. penarikan kesimpulan dengan cara deduktif tidak menghasilkan pengetahuan baru, karena kesimpulannya telah tersirat pada premisnya.
§  Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a.       Silogisme         : Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Silogisme terbagi dalam 3 jenis yaitu  :
·         Silogisme Kategorial adalah Suatu silogisme yang terdiri dari tiga proposisi, dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis khusus disebut premis minor. Simpulan terdapat subjek dan predikat.
Contoh :
-          Semua atlet berolahraga
-          Semua pelari adalah atlet
-          Jadi, semua pelari berolahraga
·         Silogisme Hipotesis adalah Suatu silogisme yang terdiri dari premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
Contoh :
-          Jika motor di gas, motor akan berjalan
-           Motor di gas
-          Jadi, motor berjalan
·         Silogisme Alternatif adalah Suatu silogisme yang terdiri dari premis mayor yang berupa proposisi alternatif. Jika premis minornya membenarkan salah satu alternatif, maka simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
-          Dia adalah seorang pembalap atau pencuri
-          Dia seorang pembalap
-          Jadi, dia bukan seorang pencuri

b.      Entimen           : Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
-          Burung adalah hewan berkaki dua (premis minor)
-          Semua burung bisa terbang (kesimpulan)
-          Burung adalah hewan (premis mayor)
-           
Sumber            :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar